/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://ani.cursors-4u.net/anime/ani-13/ani1227.cur), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Minggu, 05 Juni 2016

cara membuat es mambo

Laporan Pratikum Penurunan Titik Beku
“Es Mambo Buatan Ku”


   
Oleh : Tio Valentin Sitompul    
           Trifa Julianti
           Linda Ismiati


                  


SMAN 1 BUNGURAN TENGAH
TAHUN AJARAN 2014/2015



KATA PENGANTA

           Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah kepada kita, salah satunya yaitu kecerdasan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata peajaran Kimia untuk membuat laporan dengan judul Penurunan Titik Beku “Es Mambo Buatan Ku”.
            Ucapan terimakasih kami sampaikan pada guru pembimbing yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih juga pada teman- teman yang sudah kompak dalam mengerjakan tugas.
            Semoga laporan ini bermanfaat salah satunya menjadi referensi bahan belajar khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
            Demikianlah pengantar dari kami. Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca semuanya.
            Mohon maaf apabila terdapat kekurangan.Terimakasih..

                                                                                                Harapan Jaya, 18 Maret 2015









                        i     

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Dinyatakan Lulus Seleksi Setelah Diuji Oleh Tim Penguji Yaitu Guru Bahasa Indonesia Dan Ekonomi SMA N 1 Bunguran Tengah

LAPORAN PRAKTIKUM MEMBUAT
ES  MAMBO PADA MATA PELAJARAN KIMIA


NAMA KELOMPOK :
1.          TIO VALENTIN SITOMPUL
2.          LINDA ISMIATI
3.          TRIFA JULIANTI
Harapan Jaya, 20  Maret 2015


TIM PENGUJI
Tanda Tangan

1.      MUSLIM, S.Si           ( Guru Kimia )                         :  1.

2.      JUNAIDI, S.Pd          ( Guru Ekonomi )                    :  2.


3.      TURYATI, S.Pd         ( Guru B. Indonesia )              :  3.



ii


DAFTAR  ISI

1.      Cover
2.      Kata Pengantar.............................................................................................  i
3.      Halaman Pengesahan..................................................................................    ii
4.      Daftar Isi......................................................................................................   iii
5.      BAB I..........................................................................................................   1
Pendahuluan..........................................................................................   1
1.1  Latar Belakang................................................................................    1
1.2  Tujuan.............................................................................................    1
1.3  Rumusan Masalah..........................................................................     1
6.      BAB II.........................................................................................................   2
Landasan Teori ....................................................................................    2
1.1  Landasan Teori..............................................................................     2
1.2  Alat dan Bahan..............................................................................     9
1.3  Cara Kerja.....................................................................................      9
1.4  Data...............................................................................................     10
1.5  Analisi Data...................................................................................     11
7.      BAB III........................................................................................................  13
Metodologi Penelitian..........................................................................     13
8.      BAB IV......................................................................................................... 14
Penutup..................................................................................................   14
1.1 Kesimpulan......................................................................................   14
                   1.2 Saran...............................................................................................   14
9.  Lampiran......................................................................................................    15
10.  Daftar Pustaka.............................................................................................   18






      iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Banyak sekali berbagai bentuk dan macam-macam aneka ragam makanan dan minuman dari yang kecil hingga yang besar dan dari harga yang murah hingga  yang mahal.
Makanan dan minuman ini memang sudah banyak sekali yang menjualnya, karena cara pembuatannya sangat sederhana dan baik dikonsumsi ketika siang hari maupun sore hari.
Makanan dan minuman ini, mungkin sudah banyak sekali yang menjualnya karena   cara pembuatan yang sederhana dan higienis begitu juga dengan harga yang terjangkau dan banyak pula masyarakat yang berminat untuk membuatnya dengan rasa yang cukup enak, nikmat, dan segar.

1.2  TUJUAN
1.      Untuk mengaplikasikan kimia didalam kehidupan sehari-hari.

1.3 RUMUSAN MASALAH
1.      Adakah pengaruh garam yang dicampurkan dengan es batu ?

  

                                                                                                                   
1
BAB II
LANDASAN TEORI


1.3  LANDASAN TEORI
1.3.1 Sifat Koligatif Larutan
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat fisis dari komponen-komponen penyusun larutan tersebut. Salah satu sifat yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara zat terlarut dengan pelarut adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
Hukum Ralout merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat koligatif (dari bahasa lain colligare, yang berarti “megumpul bersama”) sebab sifat-sifat itu tergantung pada efek kolektif jumlah partikel terlarut, bukannya pada sifat partikel yang terlibat. Keempat sifat itu ialah:
1.      Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
2.      Peningkatan titik didih.
3.      Penurunan titik beku.
4.      Gejala tekanan osmotik.

Larutan koligatif yaitu sifat yang hnya bergantung pada jumlah partikel zat tetapi tidak pada jenis zat itu. Sifat koligatif larutan yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut <konsentrasi larutan> dan tidak bergantung pada ukuran jenis <atom, molekul, atau ion>, tau massa molekul zat terlarut, untuk larutan elektrolit dan non elektrolit dengan konsentrasi larutan yang sama mempunyai jumlah partikel yang berbeda

Sifat - sifat koligatif terdiri atas :

1.   Penurunan tekanan uap larutan adalah selisih antara tekanan uap pelatut murni dan tekanan       uap larutan
2.   Tekanan titik didih adalah sifat titik didh larutan dengan titik didih pelarut.
3.   Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan
4.   Tekanan osmotic larutan adalah perbedaan tekanan hidrostatik maksimum antara suatu  larutan dengan pelarutnya.



 2
Penurunan Titik Beku
Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
·         Tf = penurunan titik beku (oC)
·         kf = tetapan perubahan titik beku (oC kg/mol)
·         m = molalitas larutan (mol/kg)
·         Mr = massa molekul relatif
·         P = jumlah massa zat (kg)
Tabel Penurunan Titik Beku (Kf) Beberapa Pelarut
Pelarut
Titik Beku
Tetapan (Kf)
-95,35
2,40
5,45
5,12
179,8
39,7
-23
29,8
6,5
20,1
80,5
6,94
43
7,27
Air
0
1,86

Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf). Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan persamaan:
            ∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n x 1000/p)        
            Dimana:
∆Tf = penurunan titik beku               
Kf   = tetapan penurunan titik beku molal
n    =  jumlah mol zat pelarut
p    = massa zat pelarut
                                                                                                                                                3
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik bekunya atau Tf = Tf o - ∆Tf.

   Penyebab dan Definisi Penurunan Titik Beku Larutan
Apakah yang dimaksud dengan penurunan titik beku? Air murni membeku pada suhu 0o C, dengan adanya zat terlarut misalnya saja ditambahkan gula kedalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0o C, melainkan akan turun dibawah 0o C, inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam alkohol akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu alkohol.
Mengapa hal ini terjadi? Apakah zat terlarut menahan pelarut agar tidak membeku? Penjelasan mengapa hal ini terjadi lebih mudah apabila dijelaskan dari sudut pandang termodinamik sebagai berikut.
Contoh, air murni pada suhu 0o C. pada suhu ini air berada pada kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah sama, sehingga bisa dikatakan fasa air dan fasa padat. Pada kondisi ini memiliki potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah sama.
Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yang lain, fasa yang memiliki potensial kimia yang lebih rendah  secara energi lebih disukai, misalnya pada suhu 2o C fasa cair memiliki potensial kimi yang lebih rendah dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1o C fasa padat memiliki potensial kimia yang lebih rendah sehigga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa padat.
Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada proses pendinginan berlangsung,
                                                                                                                                 4
larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair, sebab secara energi larutan lebih
suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat. Hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh. Maka akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi fasa padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku larutannya. Rumus untuk mencari penurunan titik beku larutan adalah sebagai berikut:
Tf = Kf . m . i
Keterangan:
Tf   = penuruna titik beku
∆ m = molalilatis larutan
Kf    = tetapan konstanta titik beku larutan
Jangan lupa untuk menambahkan faktor Van Hoff pada rumus di atas apabila larutan yang ditanyakan adalah larutan elektrolit.

HUBUNGAN GARAM DAN PENURUNAN SUHU

Aplikasi garam yang berhubungan dengan perubahan suhu Contoh aplikasi garam yang berhubungan dengan perubahan suhu antara lain:
1. Pembuatan es putar atau es krim tradisional.
2.Pencairan salju di jalan-jalan pada musim dingin, dan
3.Pencegahan terbentuknya es pada kaca mobil di musim dingin dengan mengelapnya menggunakan air garam.
Dalam karya tulis ini, contoh kasus yang akan dibahas lebih lanjut adalah aplikasi garam dalam pembuatan es putar atau es krim tradisional. Dalam proses pembuatan es putar atau es krim tradisional, bahan-bahan es putar yang telah dicampur dimasukan ke dalam sebuah wadah. Wadah itu kemudian dimasukan ke dalam wadah lain yang lebih besar. Lalu di sekitar wadah yang berisi campuran bahan-bahan es putar tadi, dimasukan campuran antara es batu dan garam dan wadah itu diputar.(wikipedia.com) Campuran antara garam dengan es batu pada pembuatan es putar tadi merupakan "lemari es" tradisional yang berfungsi menurunkan campuran sehingga memungkinkan terbentuknya es putar. Penurunan titik beku Apa yang terjadi didalam proses pembekuan campuran bahan-bahan es putar menggunakan campuran garam dan es batu adalah reaksi-reaksi kimia yang berhubungan dengan penurunan titik beku. Sudah menjadi hal yang umum diketahui bahwa air membeku pada suhu 0*C. Tapi, bagamana bila di dalam air tadi ditambahkan garam? Ternyata, bila ke dalam air ditambah dengan garam, maka akan terjadi penurunan titik beku larutan garam tersebut, sehingga larutan garam akan membeku pada suhu di bawah 0*C.

5
 Penjelasan untuk hal ini didapat bahwa titik beku suatu larutan adalah suhu saat tekanan uapnya sama dengan tekanan uap pelarutnya.
Karena tekanan uap larutan lebih rendah daripada pelarutnya, larutan belum membeku pada suhu 0*C. Oleh karena itu, suhu harus diturunkan agar larutan dapat membeku. Saat pelarut akan membeku, penurunan tekanan uap pada pelarut lebih cepat daripada zat cair. Akibatnya, pada suhu di bawah titik beku pelarut terjadi keseimbangan tekanan uap larutan dengan tekanaan uap pelarut. Saat itu, pelarut akan membeku sedangkan zat terlarutnya masih dalam fase cair, sehingga larutan menjadi makin pekat sehingga titik bekunya makin rendah. (Susilowati, Endang.2009:14) Sebuah percobaan sederhana dapat dilakukan untuk mengetahui efek penambahan garam dalam es batu. Berdasarkan percobaan ini, diketahui bahwa sebagian es batu mencair. Namun, suhu campuran es dan garam lebih rendah dibandingkan suhu es murni. Selain itu, dari percobaan ini didapatkan hasil bahwa semakin banyak garam yang ditambahkan pada es maka suhu campuran akan semakin rendah. Hubungan massa garam dengan besarnya penurunan titik beku larutan secara matematis dapat di jelaskan dengan rumus: /\Tf=m.Kf dengan /\Tf merupakan penurunan titik beku.Kf merupakan tetapan penurunan titik beku molal.Dan m adalah molalitas larutan. Sementara molalitas=massa zat terlarut/massa relatif zat x 1000/massa pelarut sehingga besar /\Tf bergantung pada m zat terlarut. (Susilowati, Endang.2009:15) Namun pada kenyataannya, terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi penurunan titik beku. Salah satunya adalah besar tekanan udara. Proses pembekuan dengan campuran es dan garam Untuk mengetahui proses pembekuan menggunakan campuran es batu dan garam, dapat dilhat melalui proses pembekuan yang terjadi dalam pembuatan es putar. 

Hubungan Antara Garam dengan Es
Temperatur es dan air normalnya adalah 0 derajat Celsius, tetapi itu tidak cukup dingin untuk dapat membuat es krim menjadi beku. Temperatur yang diperlukan untuk membuat es krim adalah sebesar minus tiga derajat Celsius atau lebih rendah. Tugas inilah yang dilakukan oleh garam. Sesungguhnya banyak zat lain yang dapat berbuat hal yang sama tetapi garam lebih murah, sehingga banyak digunakan untuk membuat es krim.
Ketika es dicampur dengan garam, sebagian membentuk air garam dan es secara spontan terlarut dalam air garam, akibatnya air garam semakin banyak. Di dalam segumpal es, air terstruktur membentuk tatanan geometrik yang tertentu dan kaku. Tatanan yang kaku ini rusak ketika diserang oleh garam, maka molekul-molekul air selanjutnya bebas bergerak ke mana-mana dalam wujud cair.
Tetapi merusak struktur padat molekul-molekul es memerlukan energi. Untuk sebongkah es yang hanya kontak dengan garam dan air, energi itu hanya dapat diperoleh dari kandungan panas dalam air garam. Maka ketika es mencair dan terlarut, proses ini meminjam panas dari air dan menurunkan temperaturnya. Setelah temperatur dingin ini tercapai, dalam pemanfaatannya campuran itu mendapatkan panas pengganti dari adonan es krim yang mengakibatkan adonan es krim menjadi dingin dan beku.
                                                                                                                                    6
Gabriel Daniel Fahrenheit, pencipta skala temperatur Fahrenheit, menemukan bahwa garam yang dicampurkan ke es (pada temperatur sedikit di bawah titik beku) memungkinkan titik beku lebih rendah daripada ketika es hanya terdiri atas air. Dengan demikian, garam menyebabkan salju dan es meleleh. Banyak orang belum menemukan cara lebih baik untuk melumer- kan es di permukaan jalan dan trotoar selain menaburkan garam. Garam begitu efektif dalam mencegah pembentukan es. Walaupun beberapa jenis bahan kimia telah dikembangkan untuk mencairkan es, garam masih merupakan cara yang paling murah. Lalu mengapa tidak semua orang menggunakan garam untuk mengatasi lapisan es? Pertimbangan ekologi telah menyebabkan bebe-rapa pemerintahan daerah melarang penggunaan garam. Garam me- rangsang korosi pada kendaraan, beton jalan, jembatan, dan baja tak terlindung pada bangunan-bangunan sekitar. Garam juga berbahaya bagi bermacam-macam tumbuhan.   Efektivitas garam sebagai pengusir es juga memiliki keterbatasan yang mencolok. Garam paling baik digunakan di jalan yang banyak dilewati kendaraan; tanpa lalu lintas yang cukup untuk merangsang percampuran es dan garam, batu es masih bisa terbentuk. Pada suhu lebih rendah dari kira-kira -21ºC, garam tidaklah terlalu efektif, karena pembentukan es begitu cepat dan garam tidak memiliki peluang menurunkan titik beku. Garam yang bertaburan di permukaan es juga tidak menghasilkan traksi untuk ban kendaraan atau sol sepatu pejalan kaki. Sebaliknya, pasir menyediakan traksi yang baik sekali untuk kendaraan ketika batuan kecil yang kasar itu bersentuhan dengan ban, entah pasir itu terbenam sebagian di permukaan es atau bercampur dengan lumpur atau salju. Pasir tidak memerlukan lalu lintas yang padat agar berfungsi dengan efektif, tidak berbahaya bagi tumbuhan, kendaraan, atau jalanan sendiri. Selain itu, pasir juga terhitung murah.
Hanya ada satu masalah dengan pasir: bahan ini tidak melelehkan salju atau es. Dengan kata lain, garam mencoba mengatasi masalah pada sumbernya, sedangkan pasir mencoba mengatasi gejalanya. Ada dinas pekerjaan umum daerah yang bereksperimen dengan kombinasi pasir-garam. Sebenarya kebanyakan pasir yang ditaburkan di jalanan sudah diberi sedikit garam, untuk mencegah pasir membeku kemudian menggumpal bercampur dengan salju.
Meskipun garam jauh lebih mahal dibanding pasir, pertimbangan biaya sering kali tidak menjadi alasan untuk lebih memilih pasir daripada garam. Joseph DiFabio, dari New York State Department of Transportation, menuturkan bahwa pram di Amerika memerlukan biaya sekitar dua puluh dolar per ton, sedangkan pasir hanya lima dolar per ton. Namun pasir harus diberikan dalam konsentrasi lebih besar daripada garam, sekitar tiga kalinya.
                                                                                                                                    7
Karena kontraktor pemeliharaan jalan harus menggunakan pasir tiga kali lebih banyak untuk setiap kilometer yang sama, berarti truk mereka harus pulang pergi tiga kali lebih banyak untuk mengangkut pasir dibandingkan kalau menggunakan garam. Karena itulah, secara keseluruhan, selisih antara memakai garam dan pasir bis

                                                       

                                                                                                                                                8
1.3.2        ALAT DAN BAHAN
Alat :           
1)      kantong plastik kecil
2)      kantong plastik besar
3)      wadah plastik
4)      sendok

Bahan :
1)      garam dapur kasar
2)      es batu
3)      sirup
4)      air matang
5)      air kelapa+buahnya

1.3.3        CARA KERJA

1)      Buatlah campuran sirup dan air matang dalam wadah plastic (banyaknya sirup yang dicampurkan kedalam air bergantung dari rasa manis yang diinginkan)
2)      Tempatkan larutan sirup kedalam beberapa kantung plastic kecil kemudian ikat ujung masing-masing kantung.
3)      Masukan es batu kedalam kantung plastic besar hingga memenuhi setengah kantung ,tambahkan pula garam dapur kasar diatas permukaan es tersebut.
4)      Masukan kantung-kantung plastic kecil berisi larutan sirup kedalam kantung yang berisi es batu dan garam kasar.ikat bagian atas kantung plastic besar.
5)      Kocok dan tekan-tekan kantung plastic besar tersebut,pastikan es batu dalam kantung dapat menyelimuti kantung plastic kecil yang ada  didalamnya.lakukan hal ini hingga larutan sirup membeku (kurang lebih dibutuhkan waktu 10 menit hingga membeku).
6)      Buka ikatan kantung plastic besar kemudian keluarkan kantung-kantung plastic kecil dari dalamnya.es mambo yang didapat dapat langsung dinikmati bersama-sama.








9

1.3.4        DATA
Biaya Pengeluaran :
NO
BAHAN
UNIT
HARGA
1.
PASTA
1
Rp.10.000,00
2.
GULA
½ kg
Rp.6.000,00
3.
GARAM
1 bgks
Rp.5.000,00
4.
SELASI
1 bgks
Rp.2.000,00
5.
KANTONG PLASTIK (BESAR+KECIL)
36
Rp.3.000,00
6.
ES BATU
3 buah
Rp.3.000,00

JUMLAH

Rp.29.000,00

Terbuat sebanyak 32 kantong es mambo.Dengan modal Rp.30.000.- sisa uang Rp.1000.- .Harga jual per Es yaitu Rp.1000.-














                                                                                                                                                10
1.3.5        ANALISIS DATA
A.Laporan Rugi/Laba
USAHA ES ALAY
LAPORAN LABA/RUGI
RABU,18 MARET 2015

1.Penjualan (32 bks x Rp.1.000,00)                                              Rp.32.000,00

2.Pengeluaran :
a.       Pembelian 1 buah pasta                          @ Rp.10.000,00 = Rp.10.000,00
b.      Pembelian ½ kg gula                              @ Rp.6.000,00 = Rp.6.000,00
c.       Pembelian 1bks garam                            @ Rp.5.000,00 = Rp.5.000,00
d.      Pembelian 1 bks selasi                             @ Rp.2.000,00 = Rp.2.000,00
e.       Pembelian kantong plastic (besar=kecil) @ Rp.3.000,00 = Rp.3.000,00
f.       Pembelian 3 buah es batu                        @ Rp.3.000,00 = Rp.3.000,00

Total Pengeluaran                                             (Rp.29.000,00)

Laba Bersih                                                       (Rp.1.000,00)


USAHA ES ALAY
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
RABU,18 MARET 2015

- Modal awal                                                                                         Rp.30.000,00                   
          - Laba                   Rp.3.000,00
          - Prive                       -

Penambahan Modal                                                                            Rp.3.000,00

-Modal akhir per 19 Maret 2015                                                         Rp.33.000,0







                                                                                                            11
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN :
1.             Dari laporan keuangan (Laporan Rugi/Laba) diatas menunjukan bahawa Usaha Es Mambo Alay memperoleh keuntungan sebesar Rp 3.000,00. Keuntungan yang diperoleh dirasa belum maksimal untuk kemajuan usaha dimasa yang akan datang, oleh karena itu dapat diambil kebijakan untuk menurunkan biaya produksi dengan cara mengurangi bahan baku atau menganti bahan baku dengan bahan lain tanpa mengubah rasa dan kualitas produk dari es mambo  itu sendiri.
                                                     
2.             Keuntungan yang maksimal dapat juga diperoleh dengan cara menaikan harga jual dari produk yang dihasilkan, maka penulis menarik kesimpulan dari analisis laporan keuangan untuk menaikan harga es mambo sehingga dapat memperoleh keuntungan maksimal. Dan yang paling penting dari kebijakan ini adalah dengan merubah kemasan produk lebih menarik sehingga dapat menarik perhatian konsumen untuk membelinya.
Misalnya menaikan harga es mambo @ Rp 1.500,00, maka keuntungan yang diperoleh adalah :

LABA / KEUNTUNGAN                    =  PENJUALAN – MODAL AWAL
Laba / Keuntungan                                =  ( 32 X Rp 1.500,00) – Rp 30.000,00
Laba / Keuntungan                                =  Rp 48.000,00 – Rp 30.000,00
Laba / Keuntungan                                =  Rp 18.000.00

Harga bisa saja dinaikan lebih dari Rp 1.500,00 tergantung wilayah pemasaran dan kualitas produk dimasa yang akan datang sehingga Usaha Es Mambo Alay dapat terus berlangsung.

3.             Dari analisi Laporan Perubahan Ekuitas / Modal diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa modal akhir yang diperoleh setelah produksi dan penjualan adalah Rp 33.000,00. Ada peningkatan modal sebesar Rp 3.000,00 dari modal awal sebelum produksi.
Dari Laporan Perubahan Ekuitas ini dapat diambil kebijakan untuk menaikan harga untuk menaikan harga es mambo kedepannya, supaya ada peningkatan modal untuk kelangsungan Usaha Es Mambo Alay kedepannya.






                                                                                                            12
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

1.4 Rancangan Praktikum
Dalam praktikum ini, penulis merancang praktikum dengan metode kajian pustaka dan eksperimen.Kajian pustaka dilakukan agar penulis memperoleh teori-teori sebagai acuan untuk praktikum.Penulis melakukan kegiatan kajian pustaka dengan menjelajahi internet.
Untuk memperkuat teori–teori yang ada, penulis melakukan praktikum model eksperimen unyuk membuktikan hipotesis penulis yang sesuai dengan teori-teori yang diperoleh penulis.

1.4.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Penulis melaksanakan praktikum pengaruh titik beku diruang kelas XII.IPA SMAN 1 BUNGURAN TENGAH pada :
Hari                        : Rabu
Tanggal       : 18 Maret 2015
Waktu         : 08.00 – 10.00 WIB

1.4.2 Variabel Praktikum
Variabel adalah sesuatu yang diukur dalam penulisan sebuah laporan praktikum.Adapun variabel yang diperhatikan dalam penulisan sebuah laporan praktikum ini yaitu pengaruh perbedaan garam dalam pembekuan es.

1.4.3  Teknik Pengumpulan Data
1.    Kajian Pustaka
Sebagai acuan untuk membuat laporan praktikum, penulis mencari berbagai data yang berhubungan dengan judul dari berbagai buku dan internet.Kajian pustaka digunakan sebagai acuan untuk memperoleh data-data dan teori-teori yang sudah ada.Penulis mempelajari dan menuangkan sumber-sumber yang ada ke dalam pembuatan laporan praktikum.



                                                                       
           
                                                                                                            13
BAB IV
PENUTUP

1.5 Kesimpulan
Dari penelitian yang kami telah lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Proses terjadinya penurunan titik beku dikarenakan adanya perubahan dari tekanan uap, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut lain maka titik bekunya akan berubah (nilai titik beku akan berkurang).
2.      Keadaan titik beku pelarut murni setelah dicampur zat terlarut akan menjadi lebih rendah dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0°C, zat terlarut akan berpengaruh pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut murni, zat terlarut akan menyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut.

1.6  Saran
Ketika pratikum diharapkan agar membawa alat dan bahan dengan lengkap agar pratikum berjalan dengan lancer dan tanpa ada hambatan karna kekurangan bahan atau alat . Dalam pratikum juga diharapkan agar menguasi cara-cara dalam melakukan pratikum . Kekompakkan dalam praktik juga sangat diperlukan agar semua dapat terselesaikan dengan baik dan cepat karna dibantu dengan kerjasama yang baik antar kelompo



14
 LAMPIRAN







                                              
                                                                                                                                                                                                                                      17
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sifat_koligatif_larutan (diakses Selasa,17 Maret 2015 .pukul 21.00)
 


















18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar