/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://ani.cursors-4u.net/anime/ani-13/ani1227.cur), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Sabtu, 11 Juni 2016

bridging program fase 1 learning log



BRIDGING PROGRAM
Fase 1
LEARNING LOG




Nama  : Ulyatut Ta’arufi
Kelas   : F
NIM    : 14311488
Dosen  : Nina Fitriana, Spsi., M.A.


        LEARNING LOG
FASE I


1.      KONTRAK BELAJAR (DISIPLIN)
            Dalam pembelajaran kontrak belajar atau dengan kedisiplinan merupakan fase penting yang sangat berpengaruh pada berjalannya proses pembelajaran, mahasiswa, serta dosen. Dan saya sangat setuju pada proses pembelajaran pada kontrak belajar atau dikenal dengan istilah kedisiplinan ini, tentunya pembelajaran yang mampu mengarahkan, menjadikan mahasiswa menjadi pribadi yang mandiri, serta munculnya internal driver, dan tentunya sudah muncul kesadaran untuk menjalankan aturan-aturan didalam maupun diluar suatu organisasi. Dan dengan seiring berjalannya waktu dalam mempelajari dan menerapkan kontrak belajar atau disiplin sudah sedikit terjadi perubahan dalam kepribadian saya.


2.      PENGENALAN DAN PERSIAPAN BELAJAR di UII (BERKOMITMEN)
            Pada pembahasan pertemuan kedua mengetahui perbedaan belajar di Universitas dan di SMA, mengetahui hak dan kewajiban Universitas, dosen, dan mahasiswa. Dan juga membekali saya dengan ketrampilan pengetahuan yang relevan dengan perkembangan dunia bisnis dan tantangan global. Kelas bridging program adalah sebuah program yang mengajarkan tentang soft skill dan hard skill,, salah satunya adalah soft skill merupakan elemen yang harus saya miliki sebagai individu yang unggul dalam menghadapi persaingan global, dan berfikir secara kritis,, dan tentunya belum bisa saya rain tetapi saya berkomitmen terhadap diri sendiri bahwa saya harus bisa menjadi individu yang mempunyai fikiran yang kritis dan mampu mengahdapi tantangan di era gl

3.      MENJADI MAHASISWA IDEAL (AKTIF)
            Dalam pertemuan ke-3 dijelaskan bahwa mahasiswa harus berperan aktivis, untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan. Dan bahwa jadi mahasiswa itu tidak hanya berdiam diri hanya saja kupu-kupu saja atau kuliah pulang kuliah pulang, tentu saja tidak. Saya sangant setuju karena pembelajaran ini untuk meningkatkan kualitas suatu mahasiswa adalah melalui kegiatan-kegiatan Ke-Organisasian, misalnya HMI LEM dan masih banyak lagi. Dalam pribadi saya tentu saya mempunyai kesadaran untuk bisa jadi mahasiswa yang berkualitas yaitu dengan berperan aktif dan mengikuti suatu organisasi, dan saya berkomitmen tinggi untuk menjadi mahasiswa yang berperan aktif dan mempunyai intelektual tinggi.


4.      MENGENAL DIRI (MENGETAHUI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DIRI)

Man `Arofa Nafsahu Faqoh `Arofa Robbahu
“ Barang siapa mengerti dirinya sendiri maka dia akan mengerti Tuhannya”
            Proses mengenal diri dapat dilakukan tidak hanya dengan mencoba mengamati dan mengerti diri sendiri namun dapat melalui interaksi yang dilakukan dengan teman atau orang lain yang berkaitan dengan perilaku perasaan dan motif yang ada pada diri kita. Mengenal diri sendiri adalah langkah awal dari proses penciptaan diri, Dengan meminta komentar pada teman atau orang lain. Dengan menganal diri sendiri saya dapat mengetahui apa yang aku rasakan dan alasan diri berperilaku. Tentunya saya sangat setuju dengan kali ini karena mengenal diri tidak hanya paham perilaku saya, tapi juga dapat memahami diri dan instrospeksi diri menjadi diri yang lebih baik. Pemahaman diri sendiri atau introspeski diri akan memberikan keseptan untuk merubah hal-hal yang ingin dirubah secara sadar dan aktif mencitakan kehidupan yang diri inginkan.,, termasuk didalam diri saya sudah menyadari diri sendiri dan sering intropeksi diri sendiri dan bicara dengan hati sendiri.,dan masih ingin memahami diri sendiri lebih dalam lagi.


5.      PENTINGNYA KARAKTER (MEMILIKI TUJUAN HIDUP)
Nah pertemuan yang kesekian kalinya dikasih kejutan sama dosen cantik dikasih selembar kertas dan disuruh menggambar apa saja yang gambaran itu menggambarkan diri kita,, tapi dengan menggambar itulah kita dapat mengenal diri kita, sebut saja karakter adalah siapa dirimu dan nilai pemikiran yang telah menjadi sikap mental yang mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam bentuk tindakan dan perilaku yang bersifat tetap, natural dan refleks. Dan saya sudah mengetahui karakter ada diriku sendiri yang baik maupun buruk,, dan yang butruk saya perbaiki sedikit demi sedikit dan yang baik saya lanjutkan dalam kehidupanku,.


6.      PROAKTIVITAS (PENGENDALIAN DIRI)

Didalam kelas bridging program kemarin dipraktekkan dalam bentuk botol aqua yang berisi air soda dan air mineral, air soda bagaikan reaktif dan air mineral bagaikan proaktif. Orang  reaktif bagaikan air soda ketika dikocok sedikit saja tekanannya menumpuk dan ketika dibuka tutupnya tiba-tiba meledak. Sedangkan orang yang proaktif membuat pilihan-pilihannya menurut nilai dan berfikir dahulu sebelum bertindak. Mereka sadar bahwa mereka tidak bisa mengendalikan segala yang terjadi pada mereka, tetapi mereka bisa mengendalikan reaksinya. Orang yang proaktif di baratkan seperti air mineral dikocok sekuat apapun,ketika dibuka tutupnya tidak akan terjadi reaksi apapun dan cenderung tenang, dingin, dan terkendali. Saya termasuk dua-duanya tetapi saya belajar dikit demi sedikit untuk menjadi pribadi yang proaktif, yang berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak dan tetap tenang walaupun digoncang sekeras apapun.
  
7.      MISSION STATEMENT (TUJUAN HIDUP)
Pertemuan menulis sebanyak-banyaknya hal yang ingin diraih datau cita-cita yang ingin diraih. Di artikan bahwa setiap manusia itu pasti memiliki misi didalam hidup ini. Berbeda pada setiap seseorang pada prinsipnya kebiasaan ini adalah menanamkan template ke dalam pikiran kita untuk memulai hari-hari dengan citra, gambaran ataupun paradigma akhir dari kehidupan yang di inginkan. Kemarin di contohkan ibarat kita membangun rumah, meski kita belum tahu barbagai macam warna yang berada didalam rumah tersebut kita harus mempunyai desain rumah yang akan dibangun. Dapat diartikan bahwa hidup ini harus memiliki tujuan yang jelas harus kemana dan dimana kita dapat meraih kehidupan yang di inginkan sesuai dengan misinya. Begitupula dengan hidupku saat ini hari-hariku saat ini, saya merancang hidupku dengan memiliki misi atau tujuan dalam kehidupanku, aku tulis semua cita-cita yang ingin aku gapai disebuah kertas asturo, kemudian misi yang sudah aku bangun ini menjadi kerangka acuan ku dalam menjalani kehidupan ini untuk menjadi orang yang berhasil.


8.      MERUMUSKAN TUJUAN HIDUP
Pertemuan yang kedelapan lalu dipraktikkan dalam sebuah kelompok, yang setiap kelompoknya berisi beberapa orang dan setiap kelompok diberikan kesempatan satu perwakilan anggota kelompok untuk memasukkan bola kedalam keranjang. Setuju dangan yang sudah diajarkan karena, memulai hidup untuk berhasil manggapai tujuan hidup yang diinginkan itu tak semudah yang kita kira,, dan tidak langsung kita berada diatas yang kita mau tetapi melalui suatu proses yang sangat panjang, untuk menggapai tujuan hidup yang di inginkan itu tidak dari hasilnya tetapi dari proses bagaimana kita berjalan, bagaimana kita memaluinya, jika kita ingin menggapai tujuan hidup dengan berhasil kita harus serius, usaha dan do`a. Tentu saya sadari bahwa dalam tujuan hidupku saya harus bersungguh-sungguh dalam berusaha,, jika saya menjalankan prosesnya dengan semangat, yakin dan positif maka hasilnya pun juga akan sesuai ya
9.      MANAJEMEN WAKTU (CATATAN HARIAN)
Manajemen waktu merupakan kegiatan yang sangat postif buat saya karena pada pembelajaran manajemen waktu, saya dapat menghargai sebaik-baik nya, selain menghargai waktu saya dapat memanaj waktu dengan baik,, yang biasanya mengorupsi waktu sekarang menjadi sedikit ter koordinir,, kapan saya harus belajar dan kapan saya harus tidur,, dimana saya harus bemain dan kuliah,, manajemen waktu sangat membantu buat sebagian mahasiswa mungkin ya,, soalnya adanya manajemen waktu ini hidup itu serasa terjadwal bukan hanya jadwal makul saja,, dan tentu sudah saya jalankan dikehidupan sehari-hari.

10.  MENYUSUN SKALA PRIORITAS
Menyusun skala prioritas atau menyusun rencana mingguan untuk aktifitas berdasarkan prioritas yang dibuat, hal yang pertama dilakukan adalah untuk menyusun jadwal apapun dan untuk memutuskan apa yang menjadi prioritas kita, dari yang terpenting dan mendesak menuju ke yang kurang penting. Tidak semua tugas yang dibebankan pada kita memiliki level kepentingan yang sama. Sangat mungkin untuk menggambarkan prioritas kita seperti pada “Time Managemen Matrix”. Dan sudah dibedakan dalam Modul Bridging Program the time-leadersship matrix mengombinasikan dan urgensi pada sebuah matriks yang dibedakan menjadi 4 quadran, yaitu Q1,Q2,Q3, dan Q4. Kebanyakan orang dominan di Q1 dan Q2 termasuk saya berada didalam quadran Q2. Saya setuju dengan dibedakannya quadran-quadran ini karena dapat mengetahui kelemahan kita dalam qudran berapa dan dapat memahami serta bisa sedikit merubah kebiasaan kita, yang biasanya cenderung ke Q3 bisa berubah ke Q2 atau yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar