BRIDGING PROGRAM
Fase 1
LEARNING LOG
Nama : Ulyatut Ta’arufi
Kelas : F
NIM :
14311488
Dosen : Nina Fitriana, Spsi., M.A.
LEARNING LOG
FASE I
1. KONTRAK BELAJAR (DISIPLIN)
Dalam pembelajaran kontrak belajar
atau dengan kedisiplinan merupakan fase penting yang sangat berpengaruh pada
berjalannya proses pembelajaran, mahasiswa, serta dosen. Dan saya sangat setuju
pada proses pembelajaran pada kontrak belajar atau dikenal dengan istilah
kedisiplinan ini, tentunya pembelajaran yang mampu mengarahkan, menjadikan
mahasiswa menjadi pribadi yang mandiri, serta munculnya internal driver, dan
tentunya sudah muncul kesadaran untuk menjalankan aturan-aturan didalam maupun
diluar suatu organisasi. Dan dengan seiring berjalannya waktu dalam mempelajari
dan menerapkan kontrak belajar atau disiplin sudah sedikit terjadi perubahan
dalam kepribadian saya.
2.
PENGENALAN
DAN PERSIAPAN BELAJAR di UII (BERKOMITMEN)
Pada pembahasan pertemuan kedua
mengetahui perbedaan belajar di Universitas dan di SMA, mengetahui hak dan
kewajiban Universitas, dosen, dan mahasiswa. Dan juga membekali saya dengan
ketrampilan pengetahuan yang relevan dengan perkembangan dunia bisnis dan
tantangan global. Kelas bridging program adalah sebuah program yang mengajarkan
tentang soft skill dan hard skill,, salah satunya adalah soft skill merupakan
elemen yang harus saya miliki sebagai individu yang unggul dalam menghadapi
persaingan global, dan berfikir secara kritis,, dan tentunya belum bisa saya
rain tetapi saya berkomitmen terhadap diri sendiri bahwa saya harus bisa
menjadi individu yang mempunyai fikiran yang kritis dan mampu mengahdapi
tantangan di era gl
3.
MENJADI
MAHASISWA IDEAL (AKTIF)
Dalam pertemuan ke-3 dijelaskan
bahwa mahasiswa harus berperan aktivis, untuk meningkatkan kecakapan,
intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan. Dan bahwa jadi mahasiswa itu tidak
hanya berdiam diri hanya saja kupu-kupu saja atau kuliah pulang kuliah pulang,
tentu saja tidak. Saya sangant setuju karena pembelajaran ini untuk
meningkatkan kualitas suatu mahasiswa adalah melalui kegiatan-kegiatan
Ke-Organisasian, misalnya HMI LEM dan masih banyak lagi. Dalam pribadi saya
tentu saya mempunyai kesadaran untuk bisa jadi mahasiswa yang berkualitas yaitu
dengan berperan aktif dan mengikuti suatu organisasi, dan saya berkomitmen
tinggi untuk menjadi mahasiswa yang berperan aktif dan mempunyai intelektual
tinggi.
4.
MENGENAL
DIRI (MENGETAHUI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DIRI)
Man `Arofa Nafsahu Faqoh `Arofa
Robbahu
“ Barang siapa mengerti dirinya
sendiri maka dia akan mengerti Tuhannya”
Proses mengenal diri dapat dilakukan
tidak hanya dengan mencoba mengamati dan mengerti diri sendiri namun dapat
melalui interaksi yang dilakukan dengan teman atau orang lain yang berkaitan
dengan perilaku perasaan dan motif yang ada pada diri kita. Mengenal diri
sendiri adalah langkah awal dari proses penciptaan diri, Dengan meminta komentar
pada teman atau orang lain. Dengan menganal diri sendiri saya dapat mengetahui
apa yang aku rasakan dan alasan diri berperilaku. Tentunya saya sangat setuju
dengan kali ini karena mengenal diri tidak hanya paham perilaku saya, tapi juga
dapat memahami diri dan instrospeksi diri menjadi diri yang lebih baik. Pemahaman
diri sendiri atau introspeski diri akan memberikan keseptan untuk merubah
hal-hal yang ingin dirubah secara sadar dan aktif mencitakan kehidupan yang
diri inginkan.,, termasuk didalam diri saya sudah menyadari diri sendiri dan
sering intropeksi diri sendiri dan bicara dengan hati sendiri.,dan masih ingin
memahami diri sendiri lebih dalam lagi.
5.
PENTINGNYA
KARAKTER (MEMILIKI TUJUAN HIDUP)
Nah
pertemuan yang kesekian kalinya dikasih kejutan sama dosen cantik dikasih
selembar kertas dan disuruh menggambar apa saja yang gambaran itu menggambarkan
diri kita,, tapi dengan menggambar itulah kita dapat mengenal diri kita, sebut
saja karakter adalah siapa dirimu dan nilai pemikiran yang telah menjadi sikap
mental yang mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam bentuk tindakan dan perilaku
yang bersifat tetap, natural dan refleks. Dan saya sudah mengetahui karakter
ada diriku sendiri yang baik maupun buruk,, dan yang butruk saya perbaiki
sedikit demi sedikit dan yang baik saya lanjutkan dalam kehidupanku,.
6.
PROAKTIVITAS
(PENGENDALIAN DIRI)
Didalam
kelas bridging program kemarin dipraktekkan dalam bentuk botol aqua yang berisi
air soda dan air mineral, air soda bagaikan reaktif dan air mineral bagaikan
proaktif. Orang reaktif bagaikan air
soda ketika dikocok sedikit saja tekanannya menumpuk dan ketika dibuka tutupnya
tiba-tiba meledak. Sedangkan orang yang proaktif membuat pilihan-pilihannya
menurut nilai dan berfikir dahulu sebelum bertindak. Mereka sadar bahwa mereka
tidak bisa mengendalikan segala yang terjadi pada mereka, tetapi mereka bisa
mengendalikan reaksinya. Orang yang proaktif di baratkan seperti air mineral
dikocok sekuat apapun,ketika dibuka tutupnya tidak akan terjadi reaksi apapun
dan cenderung tenang, dingin, dan terkendali. Saya termasuk dua-duanya tetapi
saya belajar dikit demi sedikit untuk menjadi pribadi yang proaktif, yang
berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak dan tetap tenang walaupun digoncang
sekeras apapun.
7.
MISSION
STATEMENT (TUJUAN HIDUP)
Pertemuan
menulis sebanyak-banyaknya hal yang ingin diraih datau cita-cita yang ingin
diraih. Di artikan bahwa setiap manusia itu pasti memiliki misi didalam hidup
ini. Berbeda pada setiap seseorang pada prinsipnya kebiasaan ini adalah
menanamkan template ke dalam pikiran kita untuk memulai hari-hari dengan citra,
gambaran ataupun paradigma akhir dari kehidupan yang di inginkan. Kemarin di
contohkan ibarat kita membangun rumah, meski kita belum tahu barbagai macam
warna yang berada didalam rumah tersebut kita harus mempunyai desain rumah yang
akan dibangun. Dapat diartikan bahwa hidup ini harus memiliki tujuan yang jelas
harus kemana dan dimana kita dapat meraih kehidupan yang di inginkan sesuai
dengan misinya. Begitupula dengan hidupku saat ini hari-hariku saat ini, saya
merancang hidupku dengan memiliki misi atau tujuan dalam kehidupanku, aku tulis
semua cita-cita yang ingin aku gapai disebuah kertas asturo, kemudian misi yang
sudah aku bangun ini menjadi kerangka acuan ku dalam menjalani kehidupan ini
untuk menjadi orang yang berhasil.
8.
MERUMUSKAN
TUJUAN HIDUP
Pertemuan
yang kedelapan lalu dipraktikkan dalam sebuah kelompok, yang setiap kelompoknya
berisi beberapa orang dan setiap kelompok diberikan kesempatan satu perwakilan
anggota kelompok untuk memasukkan bola kedalam keranjang. Setuju dangan yang
sudah diajarkan karena, memulai hidup untuk berhasil manggapai tujuan hidup
yang diinginkan itu tak semudah yang kita kira,, dan tidak langsung kita berada
diatas yang kita mau tetapi melalui suatu proses yang sangat panjang, untuk
menggapai tujuan hidup yang di inginkan itu tidak dari hasilnya tetapi dari
proses bagaimana kita berjalan, bagaimana kita memaluinya, jika kita ingin
menggapai tujuan hidup dengan berhasil kita harus serius, usaha dan do`a. Tentu
saya sadari bahwa dalam tujuan hidupku saya harus bersungguh-sungguh dalam
berusaha,, jika saya menjalankan prosesnya dengan semangat, yakin dan positif
maka hasilnya pun juga akan sesuai ya
9.
MANAJEMEN
WAKTU (CATATAN HARIAN)
Manajemen
waktu merupakan kegiatan yang sangat postif buat saya karena pada pembelajaran
manajemen waktu, saya dapat menghargai sebaik-baik nya, selain menghargai waktu
saya dapat memanaj waktu dengan baik,, yang biasanya mengorupsi waktu sekarang
menjadi sedikit ter koordinir,, kapan saya harus belajar dan kapan saya harus
tidur,, dimana saya harus bemain dan kuliah,, manajemen waktu sangat membantu
buat sebagian mahasiswa mungkin ya,, soalnya adanya manajemen waktu ini hidup
itu serasa terjadwal bukan hanya jadwal makul saja,, dan tentu sudah saya
jalankan dikehidupan sehari-hari.
10. MENYUSUN SKALA PRIORITAS
Menyusun
skala prioritas atau menyusun rencana mingguan untuk aktifitas berdasarkan
prioritas yang dibuat, hal yang pertama dilakukan adalah untuk menyusun jadwal
apapun dan untuk memutuskan apa yang menjadi prioritas kita, dari yang
terpenting dan mendesak menuju ke yang kurang penting. Tidak semua tugas yang
dibebankan pada kita memiliki level kepentingan yang sama. Sangat mungkin untuk
menggambarkan prioritas kita seperti pada “Time Managemen Matrix”. Dan sudah
dibedakan dalam Modul Bridging Program the time-leadersship matrix
mengombinasikan dan urgensi pada sebuah matriks yang dibedakan menjadi 4
quadran, yaitu Q1,Q2,Q3, dan Q4. Kebanyakan orang dominan di Q1 dan Q2 termasuk
saya berada didalam quadran Q2. Saya setuju dengan dibedakannya quadran-quadran
ini karena dapat mengetahui kelemahan kita dalam qudran berapa dan dapat
memahami serta bisa sedikit merubah kebiasaan kita, yang biasanya cenderung ke
Q3 bisa berubah ke Q2 atau yang lebih baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar